Jumat, 03 April 2015
Saya Hidup di Zaman Apa???
setiap hari di jalan raya nggak pernah deh terlepas dari anak-anak kecil yang usianya masih sangat mudah berkisar 5tahun sampai belasan tahun bahkan. Mereka selalu berada di lampu merah, jalanan macet yang dipenuhi mobil mewah, tempat-tempat yang berduit seperti restaurant, cafe, dan masih banyak lagi. Dan yang mereka lakukan di sana itu meminta-minta kepada orang yang lewat berharap belas kasihan dari mereka yang sedang duduk di mobil mewahnya. Kadang mereka di kasih kadang juga nggak. Yang paling memprihatikan itu jika anak bayi sudah ikut-ikut dibawah ke jalanan hanya sebagai alat untuk mendapat belas kasihan. Bahkan di tempat saya biasa berbelanja anak balita lo balita ini sudah di suruh sama orang tua yang saya mungkinkan dia adalah ibunya sendiri untuk minta uang parkir ke orang-orang yang parkir di alfamart itu padahal di situ tertulis bebas parkir loh ya ampun kok ada yah orang yang tegaa kayak gitu sama anak sendiri?? Zaman saya dulu kalau usia begitu dirumah makan, minum, tidur, main, nonton tv, belajar sambil di marah-marahi kalau nggak tau jawab dsb.Tapi sekarang? saya nggak tahu deh zaman apa sekarang ini sehingga para orang tua membolehkan anak-anaknya meminta seperti itu kepada orang lain, dari kecil sudah di ajar jadi peminta-minta kalau besar jadi apa mereka? Kalau jadi tukang parkir mungkin masih sedikit bagus yah, ingat sedikit doang bagusnya karena nggak semua tukang parkir bekerja seperti tukang parkir yang sebenarnya mala hanya mengatas namakan saja tanpa bekerja maksimal yah itu pengalaman yang saya alami selama di kota besar ini. Berbagai cara mereka lakukan demi sebuah uang seribu atau dua ribu dari pemilik mobil-mobil yang lewat di jalan raya entah sebagai pak ogah atau penyebrang jalan di tempat yang sangat ramai. Apa nggak ada usaha kerjaan lain? selain memperkerjankan anak-anak kecil kayak gitu? nggak hanya anak kecil sih orang tua juga banyak yang gitu. Bahkan tadi ketika lagi di jalan saya nggak sengaja merhatiin anak laki-laki minta-minta sama mobil-mobil yang terjebak lampu merah, dengan wajah memelas dan suara yang iba dia memohon kepada si pemilik mobil dan yang dia dapat bukan uang, melainkan biskuit dari yang punya mobil dan setelah itu dia langsung lari dengan wajah senang karena mendapat biskuit dan memamerkannya ke teman-teman cewek sebaya dia. Rasanya sekarang jadi peminta-minta bagi mereka itu adalah hal yang menyenangkan yah. Emang sih semua orang suka uang apalagi kalau cuma minta lalu dikasih siapa yang nggqk mau sih siapa coba??? hanya harus yah dengan menjadi maaf pengemis bahkan menjadi kebanggaan tersendiri di kalangan sesama pemintaa-minta ya Alloh hukuman apa yang di limpahkan ke negeriku ini ya Rabb??? Sudah orang berpendidikan korupsi uang rakyat yang tidak berpendidikan jadi peminta-minta. Saya masih seorang mahasiswa mungkin belum berhak ngomong kayak gini tentang mana yang baik mana yang buruk karena masih minimnya pengalaman yang saya peroleh tapi saya tau kalau semua itu BURUK dan sudah melewati batas dalam ilmu agama. Dalam keyakinan saya nggak di sahkan jadi peminta minta dan yang membuat saya semakin sedih semua peminta-minta itu lebih banyak berkeyakinan sama denganku, bahkan para korup juga banyak yang berkeyakinan sama denganku. Saat kaya kita di uji akan harta kita di kelola dalam bentuk apa dan saya tak memilki apapun kita di uji akan rasa syukur kita terhadap-Nya agar merasa cukup selalu. Intinya saya sedih melihat zaman di mana saya mulai mencari jati diri saya dan melihat generasi penerus sudah berperilaku begitu dan orang tua bahkan tidak melarang anak-anaknya saat melakukan itu mala disuruh. Ada yang sampai nggak sekolah demi mencari uang ya ampun. Saya bersyukur hidup dalam keluarga yang mampu dari segi materi sehingga bisa bersekolah mencari ilmu yang bermanfaat walau harus merantau jauh dari orang tua but itu bukan masalah asal saya bisa membahagiakan mereka dunia dan akhirat kelak. Untuk kalian yang membaca ini kalau nanti sudah punya keluarga ajarkan anaknya berperilaku yang baik bagaimana kepada orang tua dan sesama. Cara mengajarkan yang paling baik itu bukan memberitahu kepada mereka karena nanti masuk telinga kanan keluar telinga kiri akhirnya hanya omelan yang keluar dari mulut karena anak nggak mendengarkan melainkan dengan kita sebagai orang tua kelak mempraktekan langsung bagaimana cara berbicara yang baik kepada orang tua, bagaimana cara makan yang baik menurut agama, bagaimana cara bersikap yang benar kepada sesama dsbnya. Karena segala sesuatu jika hanya teori tanpa praktek yang nyata hanya akan menjadi cerita belaka di dengarkan lalu dilupakan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar