Minggu, 16 April 2017

semester 6

Semester 6. Ini mungkin puncak jenuh dari mahasiswa farmasi sepertiku. Karena disemester ini kami sudah benar – benar lelah dan masih saja di hantui dengan berbagai praktikum yang merupakan praktikum terakhir kami sebagai mahasiswa farmasi sebelum menjadi seorang sarjana laboratorium. Sebenanrnya praktikum itu menyenangkan karena banyak sekali kegiatan yang tidak biasa kita lakukan, hal – hal yang baru yang kita lakukan. Namun yang melelahkan itu laporan dan responnya heheheh. Curhat sedikit yah, kalau mau jujur ini yah, sistem yang berlaku di fakultasku memang tidaklah terlalu baik, kami memakai sistem sapu bersih dimana kami harus menguasai semuanya di waktu yang bersamaan. Kalau mau dibilang sebenarnya itu melelahkan sekali, ilmu masuk dan keluar hanya seperti angin lalu saja di kepala kami. Yang tertinggal hanya sedikit. Sedangkan kalau mereka memakai sistem blok yang mana selesai satu lanjut yang satu saya dan teman – teman mungkin akan lebih banyak paham karena kami mendalami yang satu dulu baru lanjut ke yang lainnya. Namun sudahalah, mungkin ini yang dinamakan pengalaman yang harus di beritahukan kepada adek – adek nanti kalau mau belajar dalami satu dulu baru lanjut ke lainnya, tapi susah kalau lingkungannya nggak mendukung seperti kampusku hehehe. Pembelajaran juga buat kita semua kalau mau mendidik orang yah beri mereka waktu untuk bisa memahami satu sampai selesai baru lanjut ke lainnya. Dan yang paling utama dalam mendidik ialah menggunakan bahasa yang sederhana yang muda dipahami. Okee??? Mungkin ini saja dulu curhtannya. Semangat semester 6 sebentar lagi berakhir semester 6 dan lanjut proposal .

Kamis, 13 April 2017

Cerita ini seharusnya di posting tahun lalu 2016 Tapi sudahlah hehehe

Setelah tidak menulis di blog, banyak skali yang ingin aku utarakan di blog pribadiku ini. Sekarang masa semester 4 ku di farmasi sudah mau berakhir, tidak terasa saya sudah mau memasuki semester 5. Aku masih ingat saat aku masih memakai baju putih hitam dan pita kuning untuk menandai bahwa saya adalah mahasiswa baru di fakultasku. Dulu iya saya sama sekali tidak ada impian masuk ke fakultas ini bahkan sama sekali tidak ada bayangan akan terjun ke dunia ini, namun aku tidak pernah mengetahui rencana yang Allah berikan kepada hambanya, bagaimana cara iya mengantarkan hambanya menuju jalan yang lebih baik dengan cara yang tidak diduga – duga. Mengapa aku berkata demikian? Aku punya impian yang jauh berbeda dengan yang lakukan sekarang, aku berharap menjadi seorang translater dulunya, dan sempat berubah menjadi seorang dokter. Namun Allah memang maha tahu segalanya, termasuk mana yang lebih baik untuk hambanya, karena dalam al-qur’an pun demikian dikatakan “boleh jadi kamu menyukai sesuatu namun itu belum tentu baik untukmu, dan boleh jadi kamu membenci sesuatu belum tentu itu buruk untukmu”. Aku percaya kalimat ini karena aku sudah mengalami sendiri, aku menyukai sesuatu yang ternyata memang belum baik untukku dan aku tidak menyukai sesuatu namun justru itu baik untukku. Aku kuliah di bidang farmasi, mungkin bagi orang ini hanya belajar tentang obat – obatan, namun ternyata setelah aku memasukinya, awalnya memang tidak begitu mencintai jurusan ini, hanya mengikuti kata hati ketika diberi pilihan. Dan saat aku mulai mengenal, memahami, beradaptasi, dan mempelajarinya aku mulai jatuh cinta dengan apa yang aku geluti sekarang. Kita memang tidak bisa menilai dari luar hal – hal yang tidak kamu kenali, kamu harus mengenalnya terlebih dahulu luar dalamnya baru kamu bisa memberi penilaian seperti apa sebenanrnya nilai yang tepat. Aku dulu tidak menyukai farmasi karena aku tidak mengenalnya, banyak yang mengatakan kuliah disana susah, bahkan lebih susah dari dokter dan jujur setelah memperhatikan kuliahku dengan kuliah kakakku yang mana dia jurusan kedokteran dan saya farmasi kini semua itu terjawab, memang jurusanku lebih sulit di atas dokter, dan kalimat itu keluar sendiri dari seorang dokter yang mengatakan farmasi jauh lebih susah dibandingkan kedokteran. Namun aku justru bangga dengan jurusan yang sekarang aku geluti, karena apa? Sempat terjadi perdebatan hebat saat aku ingin kuliah dan mereka banyak yang melarang aku untuk masuk ke farmasi karena mereka tidak meyakini kemampuanku. Aku sadar dulu aku begitu pesimis menjadi orang tidak mau mencoba suka mengeluh dan lain sebagainya. Namun manusia bisa berubah dengan proses yang dilalui, orang – orang yang dihadapi dan lingkungan yang baru semua itu akan mempengaruhi kepribadian seseorang untuk berubah entah menjadi lebih baik atau menjadi lebih buruk semua itu tergantung kesungguhan dari diri masing – masing. Dan alhamdulillah aku mampu melalui semuanya berkat izin dari-Nya dan tentunya niat yang tulus dari dalam hati. Sebenarnya tidak ada yang susah setelah saya lalui di jurusan ini, kamu hanya perlu pandai dalam berbagi waktu dan menjaga kesehatan. Aku mahasiswa farmasi UMI semester 4 yang sekarang menghadapi 5 laboratorium sejak semester 3 hingga semester 6 ditambah jadwal mengajar sebagai asisten yang bisa double menjadi 2 – 3 kali dalam seminggu tergantung dosennya mau kasih berapa banyk dan menduduki jabatan di kelembagaan sebagai perwakilan mahasiswa fakultas farmasi hingga saat ini masih sehat dan menikmati semua proses nya dengan bahagia dan suka cita yang penuh berbagai rasa. Sudah melewati berbagai jenis penyakit yang menyerang dimulai dari demam biasa, malaria, demam berdarah, hingga demam tifoid atau tifus namun masih sanggup bertahan dengan semua tantangan di depan sana. Aku percaya dengan keadaan dimana kita mau bersusah – susah dulu lalu bersenang – senang kemudian itu jauh lebih daripada menyenangkan diri terlebih dahulu baru bersusah – susah kemudian. Kenapa aku mulai bisa mencintai farmasi? Karena aku sudah PDKT dengannya selama 3 tahun dan sekarang aku tahu dimana istimewanya jurusanku, dimana hebatnya jurusanku, dimana bermanfaatnya jurusanku, bahkan kami bisa terjun di berbagai bidang langsung merangkap menjadi dokter, merangkap menjadi perawat, merangkap menjadi formulator, dan masih banyak lagi. Dan dengan memasuki jurusan ini aku bisa membuktikan kepada mereka yang dulu tidak mempercayai kemampuanku untuk memasuki jurusan ini sekarang mereka bisa melihat sendiri aku mampu, aku bisa bahkan memiliki sebagian peran dalam bidangku seperti menjadi asisten di laboratorium farmaseutik, menjadi salah satu anggota dewan perwakilan mahasiswa , dan masih mau mencoba hal lainnya. Kuncinya ketika ingin melakukan sesuatu adalah niatmu untuk belajar bukan untuk hal yang lain, niatmu untuk menjadi hamba Allah yang berilmu, dan niatmu untuk menunjukkan bahwa takdir itu bisa dirubah asal bersungguh – sungguh karena mencari rido-Nya.

Postingan yang tertunda 2 tahun lamanya

Terhitung mulai hari pertama puasa aku dan kakakku memutuskan untuk memasak karena kami sama-sama memiliki waktu luang yang cukup banyak. Setelah berbelanja dipasar kami memutuskan membuat sup dan udang goreng tepung beserta ikan malero tepung (benar gak nama ikannya? Maklum bru dengar namanya juga ehehe). Sata bertugas membuat sup yang jika dibilang belum pernah sama sekali membuatnya sendiri atau lebih tepatnya tanpa bimbingan yang ahli tapi pernah memperhatikan orang membuatnya kok jadi nggak buta – buta amat. Namun karena hanya sekali memperhatikan dan baru pertama kali buatnya alhasil kakakku yang turun tangan. Saat itu memang hanya memperhatikan pertengahannya pembuatan sup yang dilakukan mamaku bukan dari awal jadi maklumlah kalau agak buta – buta awalnya heheh. Hari kedua juga masih sama dengan kemarin yaitu masak bersama yah rasanya memang masih malas – malas masak namun setelah keponakanku yang tinggal satu rumah denganku kembali dari neneknya (tanteku) kami tidak lagi memasak. Sebenanrnya bisa sih hanya entah kenapa kakak – kakak saya tidak begitu memiliki selera masak ketika banyak orang di lantai 2 terutama jika kponakan kita pulang (sebenarnya biar berdua atau bertiga saja tetap nggak masak sih alasannya dia aja mungkin hufft). Berhubung tanggal 21 juni 2015 kemarin bapak saya datang untuk menghadiri wisuda kakak saya yang pertama dan sumpahnya tanggal 22 dan 25 juni saya memutuskan untuk memanfaatkan momen ini menikmati makanan rumah heehehe karena bapak saya orangnya agak susah makan kalau bukan masakan rumah jadi pasti tanteku menyuruh kerumah untuk makan malam dan buka puasa alhasil beberapa hari lalu makannya terjamin nggak kayak biasanya yang hampir tiap malam nasi goreng belakang rumah atau lalapan dibelakang rumah atau ayam penyet mall panakukkang atau makan di solaria biasanya ini pilihan terakhir karena sudah benar-benar tidak tahu mau makan apa lagi saking bosannya. Nah sejak kepulangan bapak saya ke merauke (hidup kota kelahiran saya prokk prokk prokkk ) saya memutuskas untuk kembali masak seperti hari pertama dan kedua puasa. Rasanya beda kalau dulu masih malas – malas dan di bantu kakak sekarang lebih semangat karena belajar memasak atas dasar kemauan sendiri bukan perintah orang lain. Awal – awal keponakan ku masih terlihat biasa dengan perubahan pola makanku yang ingin masak sendiri, namun beberapa sering melihatku didapur dan juga mereka ikut memakan masakanku akhirnya keponakanku bertanya kalau dimerauke sering masak yah? Jujur yah saya jarang banget masak kalau dimerauke karena apa? Bapak saya agak susah kalau makan beliau kadang yang menentukan menu makan apa yang akan dimasak dengan belanja kepasar keperluan masaknya dan mamaku tinggal membuatnya. Jadi saya jika ingin membantu orang tua cukuplah duduk di kios dan bantu jualan mama dengan berdagang bagi mereka itu sudah membantu ketimbang saya turun ke dapur. Bahkan teman – teman kuliahku kadang heran jika tahu saya bisa memasak karena mereka memang tidak pernah melihatnya langsung saya melakukannya dan saya juga tidak pernah mengatakan hal itu. Jadi ketika saya menjawab pertanyaan keponakanku dia bertanya belajar masak dari mana? Hahahahah reader percaya nggak percaya saya belajar kemampuan masak saya maupun membuat kue dan segala macam puding dsbnya itu semua hanya bermodal melihat dan memperhatikan ketika ada orang didekatku melakukan sesuatu yang baru. Jadi dulu waktu saya kecil saya sering lihatin tanteku masak didapur yaudah saya perhatikan. Dan ketika saya besar saya mencobanya. Begitupun saya mama didapur saya biasa memperhatikan mama memasak kadang saya mencuri – curi kesempatan mengambil bagian dalam membuat masakan mama agar saya tahu bagaimana cara buatnya walau sering kena omel karena kadang salah – salah namanya belajar kan wajar salah. Namun tidak semua saya pelajari dari melihat ada beberapa yang ketika saya mellihat masakan orang enak saya tanya cara buatnya saya buat deh untuk mencoba – coba. Kuncinya hanya satu jangan takut hasilnya buruk apalagi pertama kali itu wajar karena semua kesalaahn itu awal keberhasilan yang tertunda. Nah sebenarnya yang ingin saya sharing disini bagi reader yang masih dimasakin orang tua sampai sekarang terkhusus dimasakin mamanya jangan sekali - kali menolak masakan mereka. Saya sudah merasakan lelahnya membuat makanan dari sesuatu yang mentah dengan tangan saya sendiri saya olah tanpa dibantu siapa – siapa dan akhirnya menjadi makanan yang layak dimakan. Hargai masakan mama kalian guys karena sungguh itu melelahkan sekaligus mengasikkan. Saya sadar saya sudah melakukan kesalahan dulu dengan menghabiskan waktu makanku diluar lebih sering dari pada dirumah saat masih sekolah dulu. Saat itu mama pasti sangan lelah namun tetap memasak demi orang – orang diruma namun yang saya lakukan hanya membuat hatinya terluka tanpa beliau tunjukkan padaku. Maafkan saya mama. Sekarang sudah kuliah jauh dari orang tua dan kalau mau makan harus buat sendiri nggak kayak dulu semua ada di atas meja. Itulah mengapa saya berlibur di merauke saya memutuskan untuk memanfaatkan waktu makan sepuasanya dirumah sebelum saya kembali ke makassar belajar menuntut ilmu. Akhir – akhir ini saya selalu buat masakan yang sering mama masak untuk tempe saus kecap hiihihi rasanya enak. Karena kangen mama kemarin coba buat dan alhamdulillah berhasil dan keponakanku yang tinggal bersama denganku juga memakannya. Hal yang menyenangkan adalah jika kamu membuat sesuatu dan orang lain menyukainya itu membuat perasaan jauh lebih bahagia karena bisa berbagi apa yang saya miliki. Sekalian belajar menjadi istri yang baik kelak untuk suamiku agar betah dirumah harus punya istri yang jago masak agar lebih suka makan dirumah daripada diluar. Alhamdulillah kemampuan saya membuat masakan sudah berkembang tidaknya kemampuan membuat kue saja. Jadi selain bisa membuat kue saya harus bisa membuat masakan yang lezat seprti kue – kue ku yang lezat lainnya. Jadi mari belajar mengolah sebuah bahan mentah menjadi bahan siap dimakan. Sekian ceritaku singkatku mengenai masakan ala Andi Faradilla Sandy

Kelulusan SMA

Hal yang dari dulu ingin kurasakan adalah kelulusan yang sebenarnya yaitu lulus dari sekolah menengah atas. Dan tepat pada tanggal 20 mei 2014 saya di nyatakan LULUS sebagai seorang pelajar. Setelah 12 tahun menempuh pendidikan di tambah TK 1tahun berarti 13tahun berstatus pelajar sekarang sudah resmi menjadi mahasiswa hahahha. Rasanya bisa lulus itu benar-benar bahagia sekali nggak lupa juga untuk mengucap syukur sama yang maha esa pastinya,kalau bukan karena kehendakNYA nggak mungkin bisa meraih semua ini. Namun dari semua itu ada rasa sedih yang menghampiri juga ada seperti akan berpisah sama teman-teman tercinta. Kalau bukan karena kalian nggak mungkin saya bisa seperti ini. Selama tiga tahun berusaha membentuk pribadi yang dewasa,banyak skali rintangan yang harus di hadapi untuk mencapai semua itu. Dan masa-masa sulit yang harus di tempuh juga sangat menguras tenaga kami. Yah tapi pada akhirnya juga semua itulah yang akan dirindukan nanti,setelah semua berakhir setelah semua memilih jalannya masing-masing setelah semua pergi hanya kenangan indah yang terukir di ingatan kami semua. Sedih tawa yang slalu ada dalam kelas sudah berakhir, suka cita yang slalu menghiasi kelas sudah tiada, kekompakan yangb slalu terjalin sudah tiada, kerusuhan atau perbedaan pendapat yang sering menguji kekompakan kami sekarang sudah hanya kenangan di hati kami semua. Yah itulah hidup, setiap pertemuan pasti ada perpisahan, sesuatu yang di awali dengan senyuman selalu berakhir dengan air mata. Yang di harapkan ke depannya adalah air mata yang jatuh itu merupakan air mata bahagia kami untuk semua yang telah terjadi,bukan air mata yang menyakitkan hati. Sebenanrnya saya sedikit nggak rela dengan kelulusan ini,rasanya dulu waktu SD mau cepat-cepat SMP. Saat sudah SMP pengen cepat-cepat SMA. Saat sudah SMA maunya langsung segera kuliah dan punya kerjaan, namun ketika sudah lulus seperti ini pengen lagi jadi siswa. Masih pengen main sama guru-guru yang mengerti keinginan siswanya, seperti pak ono, dan pak totok. Mereka berdua merupakan guru favorit skolahku loh soalnya paling eksis dan yah kalau mau di bilang sangat paham keinginan siswa. Walau cepat ngambek dan kadang-kadang killer tapi tetap jadi favorit di hati dong,terutama di hati para siswa hahaha. Yah yang paling berkesan yaitu teman-teman lesku. Slamat buat kalian juga setelah 3tahun lamanya kita les bersama tanpa berpisah sedikit pun rasanya berat juga. Setiap hari hanya wajah kalian yang kulihat di sore hari dan di malam hari. Dan cukup bangga juga karena merupakan kelompok les paling favorit dulu,yg paling kompak,paling dekat sama guru-guru les dan yah banyak lah. Rindu skali dengan masa-masa itu ya ALLOH SWT. Pertemukan kita lagi suatu hari nanti yah. Ketika kita semua menjadi diri kami yang sebenarnya dan bisa membanggakan orangtua kami masing-masing.
 
design by Exotic Mommie Illustraion By DaPina