Kamis, 02 Juli 2015

MEMASAK

Terhitung mulai hari pertama puasa aku dan kakakku memutuskan untuk memasak karena kami sama-sama memiliki waktu luang yang cukup banyak. Setelah berbelanja dipasar kami memutuskan membuat sup dan udang goreng tepung beserta ikan malero tepung (benar gak nama ikannya? Maklum bru dengar namanya juga ehehe). Sata bertugas membuat sup yang jika dibilang belum pernah sama sekali membuatnya sendiri atau lebih tepatnya tanpa bimbingan yang ahli tapi pernah memperhatikan orang membuatnya kok jadi nggak buta – buta amat. Namun karena hanya sekali memperhatikan dan baru pertama kali buatnya alhasil kakakku yang turun tangan. Saat itu memang hanya memperhatikan pertengahannya pembuatan sup yang dilakukan mamaku bukan dari awal jadi maklumlah kalau agak buta – buta awalnya heheh. Hari kedua juga masih sama dengan kemarin yaitu masak bersama yah rasanya memang masih malas – malas masak namun setelah keponakanku yang tinggal satu rumah denganku kembali dari neneknya (tanteku) kami tidak lagi memasak. Sebenanrnya bisa sih hanya entah kenapa kakak – kakak saya tidak begitu memiliki selera masak ketika banyak orang di lantai 2 terutama jika kponakan kita pulang (sebenarnya biar berdua atau bertiga saja tetap nggak masak sih alasannya dia aja mungkin hufft). Berhubung tanggal 21 juni 2015 kemarin bapak saya datang untuk menghadiri wisuda kakak saya yang pertama dan sumpahnya tanggal 22 dan 25 juni saya memutuskan untuk memanfaatkan momen ini menikmati makanan rumah heehehe karena bapak saya orangnya agak susah makan kalau bukan masakan rumah jadi pasti tanteku menyuruh kerumah untuk makan malam dan buka puasa alhasil beberapa hari lalu makannya terjamin nggak kayak biasanya yang hampir tiap malam nasi goreng belakang rumah atau lalapan dibelakang rumah atau ayam penyet mall panakukkang atau makan di solaria biasanya ini pilihan terakhir karena sudah benar-benar tidak tahu mau makan apa lagi saking bosannya. Nah sejak kepulangan bapak saya ke merauke (hidup kota kelahiran saya prokk prokk prokkk ) saya memutuskas untuk kembali masak seperti hari pertama dan kedua puasa. Rasanya beda kalau dulu masih malas – malas dan di bantu kakak sekarang lebih semangat karena belajar memasak atas dasar kemauan sendiri bukan perintah orang lain. Awal – awal keponakan ku masih terlihat biasa dengan perubahan pola makanku yang ingin masak sendiri, namun beberapa sering melihatku didapur dan juga mereka ikut memakan masakanku akhirnya keponakanku bertanya kalau dimerauke sering masak yah? Jujur yah saya jarang banget masak kalau dimerauke karena apa? Bapak saya agak susah kalau makan beliau kadang yang menentukan menu makan apa yang akan dimasak dengan belanja kepasar keperluan masaknya dan mamaku tinggal membuatnya. Jadi saya jika ingin membantu orang tua cukuplah duduk di kios dan bantu jualan mama dengan berdagang bagi mereka itu sudah membantu ketimbang saya turun ke dapur. Bahkan teman – teman kuliahku kadang heran jika tahu saya bisa memasak karena mereka memang tidak pernah melihatnya langsung saya melakukannya dan saya juga tidak pernah mengatakan hal itu. Jadi ketika saya menjawab pertanyaan keponakanku dia bertanya belajar masak dari mana? Hahahahah reader percaya nggak percaya saya belajar kemampuan masak saya maupun membuat kue dan segala macam puding dsbnya itu semua hanya bermodal melihat dan memperhatikan ketika ada orang didekatku melakukan sesuatu yang baru. Jadi dulu waktu saya kecil saya sering lihatin tanteku masak didapur yaudah saya perhatikan. Dan ketika saya besar saya mencobanya. Begitupun saya mama didapur saya biasa memperhatikan mama memasak kadang saya mencuri – curi kesempatan mengambil bagian dalam membuat masakan mama agar saya tahu bagaimana cara buatnya walau sering kena omel karena kadang salah – salah namanya belajar kan wajar salah. Namun tidak semua saya pelajari dari melihat ada beberapa yang ketika saya mellihat masakan orang enak saya tanya cara buatnya saya buat deh untuk mencoba – coba. Kuncinya hanya satu jangan takut hasilnya buruk apalagi pertama kali itu wajar karena semua kesalaahn itu awal keberhasilan yang tertunda. Nah sebenarnya yang ingin saya sharing disini bagi reader yang masih dimasakin orang tua sampai sekarang terkhusus dimasakin mamanya jangan sekali - kali menolak masakan mereka. Saya sudah merasakan lelahnya membuat makanan dari sesuatu yang mentah dengan tangan saya sendiri saya olah tanpa dibantu siapa – siapa dan akhirnya menjadi makanan yang layak dimakan. Hargai masakan mama kalian guys karena sungguh itu melelahkan sekaligus mengasikkan. Saya sadar saya sudah melakukan kesalahan dulu dengan menghabiskan waktu makanku diluar lebih sering dari pada dirumah saat masih sekolah dulu. Saat itu mama pasti sangan lelah namun tetap memasak demi orang – orang diruma namun yang saya lakukan hanya membuat hatinya terluka tanpa beliau tunjukkan padaku. Maafkan saya mama. Sekarang sudah kuliah jauh dari orang tua dan kalau mau makan harus buat sendiri nggak kayak dulu semua ada di atas meja. Itulah mengapa saya berlibur di merauke saya memutuskan untuk memanfaatkan waktu makan sepuasanya dirumah sebelum saya kembali ke makassar belajar menuntut ilmu. Akhir – akhir ini saya selalu buat masakan yang sering mama masak untuk tempe saus kecap hiihihi rasanya enak. Karena kangen mama kemarin coba buat dan alhamdulillah berhasil dan keponakanku yang tinggal bersama denganku juga memakannya. Hal yang menyenangkan adalah jika kamu membuat sesuatu dan orang lain menyukainya itu membuat perasaan jauh lebih bahagia karena bisa berbagi apa yang saya miliki. Sekalian belajar menjadi istri yang baik kelak untuk suamiku agar betah dirumah harus punya istri yang jago masak agar lebih suka makan dirumah daripada diluar. Alhamdulillah kemampuan saya membuat masakan sudah berkembang tidaknya kemampuan membuat kue saja. Jadi selain bisa membuat kue saya harus bisa membuat masakan yang lezat seprti kue – kue ku yang lezat lainnya. Jadi mari belajar mengolah sebuah bahan mentah menjadi bahan siap dimakan. Sekian ceritaku singkatku mengenai masakan ala Andi Faradilla Sandy

0 komentar:

Posting Komentar

 
design by Exotic Mommie Illustraion By DaPina